semuaportal.com, Penyakit tidak menular merupakan penyakit penyebab kematian utama. Menurut Depkes (2012), penyebab kematian akibat penyakit tidak menular terbesar karena penyakit kardiovaskular sebesar 39%.Berdasarkan Riskesdas 2007 dalam Rahajoe (2012), penyebab kematian di Indonesia oleh penyakit kardiovaskular yaitu 37,6% terdiri dari stroke (15,4%), hipertensi (6,8%), diabetes mellitus (5,7%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit jantung (4,6%). Hipertensi merupakan penyebab kematian kedua akibat penyakit kardiovaskular.
Menurut WHO, hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang ditunjukkan oleh tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Berdasarkan Riskesdas, tahun 2007 prevalensi hipertensi di Indpnesia sebesar 31,7% dan 25,8% pada tahun 2013. Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil wawancara responden yang pernah di diagnosis hipertensi dan minum obat hipertensi mengalami peningkatan dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013.
Prevalensi hipertensi semakin meningkat pada umur ≥ 40 tahun karena reguirtasi aorta (kerusakan katup jantung) dan proses degeneratif (penuaan). Risiko hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur. Menurut Rahajeng (2009), bahwa perbedaan tekanan darah pada peningkatan umur disebabkan karena terjadinya perubahan struktur pemmbuluh darah. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsummsi alkohol. Risiko hipertensi pada perempuan meningkat pada masa setelah menopause.
Gaya hidup merupakan faktor penyebab hipertensi yang dapat diubah, seperti merokok, obesitas, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Berdasarkan Riskesdas, kejadian merokok di Indonesia tahun 2007 sebesar 23,7% dan mengalami peningkatan tahun 2013 sebesar 29,3%. Menurut Rahajeng (2009), zat kimia beracun pada rokok dan asap rokok yaitu nikotin dan karbonmonoksida yang dapat mengganggu peredaran aliran darah di pembuluh darah dan memnyebabkan proses arteroklerosis.
Menurut WHO, bahwa kenaikan berat badan berisiko 2 – 6 kali untuk menaikan hipertensi. Setiap kenaikan berat badan sebesar 10 kg maka kenaikan tekanan darah sistolik 2 – 3 mmHg dan tekanan darah diastolik 1 – 3 mmHg. Seseorang dengan obesitas berisiko hipertensi sebesar 3,5 kali dibandingkan yang tidak obesitas.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko hipertensi. Risiko hipertensi pada seseorang yang aktivitas fisik kurang 44 kali lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas fisik teratur. Berdasarkan Riskesdas 2013, proporsi penduduk > 10 tahun berdasarkan aktivitas sehari-hari 33,9% kurang dari 3 jam, 42% 3 – 6 jam , dan 24% lebih dari 6 jam. Aktivitas fisik secara teratur selaa 30 – 45 menit/hari dapat mengurangi risiko hipertensi 19 – 30%.
Oleh karena itu, untuk mencegah hipertensi yang diubah adalah gaya hidup. Mengontrol tekanan darah, mengatur pola makan, tidak merokok, dan aktivitas fisik secara teratur.
Inilah Bahaya Hipertensi Serta Cara Pencegahannya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment